DAFTAR ISI
BAB I
A.Latar
Belakang............................................................................................................ 2
B.Bentuk-Bentuk
House Jurnal..................................................................................... 2
c.Faktor-Faktor
yang di perhatikan dagian lam pembuatam house jurnal............... 3
D.Public
Relation memerlukan media house jurnal..................................................... 4
E.Proposal
Penerbitan House Jurnal............................................................................. 5
F.Majalah
Penerbitan House Jurnal.............................................................................. 5
G.Perencanaan
isi dan Rubrikasi.................................................................................. 6
H.Pengumpulan Informasi untuk House Jurnal......................................................... 7
I.menulis
Naskah untuk House Jurnal.......................................................................... 7
J.Bagian
Desain House Jurnal........................................................................................ 8
K.Penyunting
Naskah House Jurnal............................................................................. 9
L.proses
Pencetakan House Jurnal.............................................................................. 10
BAB II
PENUTUP
A.KESIMPULAN......................................................................................................... 12
B.DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 13
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
House
Journal adalah salah satu bentuk media komunikasi Public Relations yang paling
tua. Orang-orang Amerikanya House Journal bernama The Lowell Offering (1842),
The I. M. Singer & Co’s Gazette (1855) dan The Travelers Insurance
Companies (perusahaan asuransi perjalanan) dengan Protector (1865). Kehadiran
House Journal membuktikan bahwa penerbitan media ini bukan kegiatan baru bagi
Public Relations atau hanya kegiatan penunjang saja. Di Inggris Raya, Lever
Brothers telah meluncurkan media House Journal menghadapi akhir abad ke-19
(Jefkins,1988:154).
Dalam
bukunya Essentials of Public Relation, Frank Jefkins, lebih jauh menyebutkan
bahwa House Journal memiliki berbagai nama lain seperti House Organs
(penerbitan internal), employee newspaper (surat kabar karyawan), dan company
newspaper (surat kabar perusahaan). Selain yang disebutkan Jefkins, nama yang
lainnya seperti inhouse magazine (majalah internal), di Indonesia disebut
majalah intern. Dengan kata lain majalah itu diterbitkan khusus untuk kalangan
terbatas.
House
Publication (publikasi sendiri) tidak dibatasi hanya diterbitkan oleh
perusahaan atau organisasi profesi dalam dunia perdagangan dan industri. Pada
kenyataannya hampir setiap bentuk organisasi di sektor swasta, perdagangan atau
non perdagangan menerbitkan House Journal. Di indonesia baik perusahaan
organisasi massa (nonprofit) seperti organisasi profesi, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), organisasi pemuda dan organisasi sosial politik, berupaya
menerbitkan House Journal.
B. Bentuk-Bentuk House Journal
Frank Jefkins menyebutkan terdapat
lima bentuk utama House Journal:
1. The sales bulletin: sebuah
bulletin sebagai media komunikasi regular antar seorang sales manajer dengan
salesmen-nya di lapangan. Terbit secara mingguan.
2. The newsletter: berisi
pokok-pokok berita yang diperuntuhkan bagi pembaca yang sibuk.
3. The magazine: berisikan
tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, koto, diterbitkan setiap bulan
atau tribulan.
4. The tabloit newspaper: mirip
surat kabar populer (umum) dan berisikan pokok-pokok berita yang sangat
penting, artikel pendek, dan ilostrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan,
bulanan, atau setiap dua bulan sekali.
5. The wall newspaper:
bentuk media komunikasi staf atau kariawan di satu lokasi pabrik, perusahaan.
Atau pasar suwalayan. Di indonesia di kenal dengan surat kabar/majalah dinding.
C.
Faktor-Faktor
yang Di Perhatikan Dalam Pembuatan House Journal
House Journal sebagai salah satu
media bentuk kegiatan pabrik relations sudah seharusnya di arahkan kepada
pencapaian tujuan dari perusahaan/lambang itu sendiri, yaitu membangun citra
positif public terhadap perusahaan/lambang dengan harapan untuk mendapat
dukungan dari publicnya. Terdapat beberapa faktor oleh public relations dalam
pembuatan house journal, yaitu:
1.
Readers (pembaca).
Penting
untuk diketahui bahwa seponsor dan redaksi dari house journal harus secara
pasti tahu siapa yang menjadi target/sasaran pembaca, apakah manajemen,
eksekutif atau karyawan kebanyakan.
2.
Kuantitiy (eksemplar, tiras/opla)
Jumlah
tirah dari house journal yang diterbitkan tentunya harus disesuaikan dengan
jumlah konsumen.
3.
Reguency (waktu terbit atau edisi)
Dari
fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah house
journal dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan,bulanan atau dengan waktu
yang jarang, dwibulanan, triwulanan tetapi tidak boleh ada celah yang terlalu
besar karena akan menghilangkan dari keberkalaan atau kontinuitas terbit.
4. Policy
(kebijakan redaksi)
Dalam pembuatan house journal
menetapkan tujuan penerbitan.
5. Title
(nama house journal)
Nama dan logo house journal termasuk dalam rancangan/desains.
6. Proses
pencetakan.
Proses pencetakan ini ditentukan oleh
faktor-faktor sebagai berikut: bentuk dan lembarnya house journal, jumlah
eksemplar/tiras, penggunaan warna (banyak warna, sebagian atau hitam putih dan
jumlah gambar/foto).
7. Style
(format/gaya/bentuk).
Hal-hal
yang mempengaruhi penampilan/gaya house journal adalah ukuran halaman, beberapa
banyak kolom,tipo gafik,ilustrasi,kesimbangan berita,feature dan artikel.
8. Free
issue or cover price.
Ada
dua pendapat mengenai hal ini, pertama house journal itu tidak
dihargakan/dijual, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa apabila house
journal itu ingin dihargai atau dinilai lebih tinggi, tidak sekedar iseng
belaka, house journal itu dihargaka/dijual
9. Advertisement
(iklan)
Seperti halnya media pers lainnya,
house journal mampu menyerap iklan.
10. Distribution
(sirkulasi)
Dalam mendistribusikan house journal
harus diperhitungkan aktualitas penerbitan.
D. Public Relation Memerlukan Media House Journal
Dalam
pengelolaan media house lournal bisa sebagai alat manajemen atau sebagai
alat/provokasi karyawan atau bila perlu kombinasi keduanya yakni mencerminkan
kedua kepentingan (manajemen dan buruh/karyawan).
Komposisi
informasi yang tertera dalam rubrik-rubrik house journal tersebut mengacu pada
kepentingan perusahaan perusahaan itu sendiri. Misalnya house journal ini ingin
menampilkan dua kepentingan manajemen dan karyawan, dengan komposisi presentasi
misalnya, manajemen 50% dan karyawan 50% atau 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% atau
komposisi ini bisa dibalik.
Setelah
itu perlu dibuat matriks proporsi halaman pada house journal yang mencerminkan
kepentingan manajemen dan karyawan. Misalnya halaman untuk nama-nama rubrikasi.
Contoh
Matriks Proporsi Halaman
Jenis
informasi/ Manajemen Karyawan
Sifat
informasi 60% 40%
|
Rubrikasi Rubrikasi
Informatif 3
halaman 2
halaman
Edukatif 2
halaman
1 halaman
Hiburan
1 halaman 1 halaman
|
E. proposal Penerbitan House Journal
proposal penerbitan media
komunikasi House Journal Public Relations suatu perusahaan mencakup:
1.
PENDAHULUAN
2. MEDIA
KOMUNIKASI
3. SEGMEN
PEMBACA
4. RUBRIKASI
dan PERIODISASI
5. ANGGARAN
BIAYA PENERBITAN
6. STRUTUR
ORGANISASI PENERBITAN
7. PENAWARAN
PEMASANGAN IKLAN
8. RENCANA
KEGIATAN
F.
Majalah
Penerbitan House Journal
Manajemen adalah kemampuan untuk
mengelola, mendayagunakan, dan mengarahkan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan
Unsur-unsur manajemen terdiri dari man
(sumber dayamanusia), money (model), machine (fasilitas produksi), material
(bahan buku), dan method (cara atau oprasionalnya).
Masalah manajemen berkaitan dengan usaha
untuk memelihara kerjasama kelompok orang dalam satu kesatuan serta
memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Definisi manajemen menurut JAMES STONER
adalah proses perencanaan dan pengoganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada
dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut H. Fayol, fungsi manajemen adalah
perencanaan pengorganisasian, pemberian komando/perintah, pengkoordinasian dan
pengawasan.
Beberapa kegiatan dan sasaran public
relations yang mendukung sasaran manajemen suatu perusahaan:
1. Building
corparate identities and image (membangun identitas perusahaan dan citra
perusahaan)
2. Facing
crisisi yaitu mengatasi keadaan krisis yang dialami perusahaan yang disebabkan
berbagai hal.
3. Promation
public couse yaitu mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan
umum/masyarakat.
Empat
bidang penting dalam suatu penerbitan adalah: (1) bidang redaksi; (2) bidang
periklanan; (3) bidang sirkulasi; (4) bidang keuangan (Rorimpandey, dalam
Wibisono, 1991:33). Frank Jefkins menyebutkan: (1) the editorial department;
(2) the advertisement department; (3) production department; (4) circulation department (1984:100).
G. Perencanaan Isi
Dan Rubrikasi
Beberapa
hal pokok untuk menilai informasi tersebut mempunyai news value (nilai berita)
dan news worthy (beharga sebagai berita) atau tidak yaitu:
1. Significant
(penting, apakah berita itu penting untuk pembaca atau tidak?
2. Magnitude
(besar), cukup besarkah pengaruh berita itu terhadap pembaca atau tidak?
3.
Aktualitas, apakah berita ini baru untuk pembaca atau tidak?
4. Proximity (jarak), apakah berita
tersebut punya kedekatan jarak atau tidak terhadap pembaca. Kedekatan ini bisa
bersifat geografis atau psikologis.
5. Human
interest, ada sentuhan kemanusiaannya atau tidak?
6. Prominent
(terkenal), apakah yang diberitakan cukup terkenal atau tidak?
Contoh nama rubrikasi untuk house
journal suatu perusahaan di antaranya: laporan utama, laporan khusus,
teknologi, keuangan, fisi,trend. Peristiwa pemberita, lingkungan dan
keselamatan, interaksi, halaman kita, perjalanan, serba serbi, tokoh, memo,
resensi.
H. Pengumpulan
Informasi Untuk House Journal
Melvin Mencher, dalam bukunya
Basic News Writting mengemukakan tiga
sumber utama memperoleh informasi untuk berita adalah:
1.Pengalaman langsung: Fakta dan data diperoleh
seorang reporter dengan melakukan pengamatan langsung atau obsevasi ke lokasi
kejadian atau peristiwa secara langsung. Pada pelaksanaannya reporter dikejar
waktu dan banyak beresiko tinggi. Fakta inilah yang membawa tingginya nilai
berita.
2. Human source (nara sumber): Fakta dapat diperoleh
dengan melakukan wawancara kepada orang-orang yang menyaksikan, terlibat atau
terkait dengan peristiwa itu. Misalnya orang yang berwenang tentang suatu
objek, orang yang terlibat dalam suatu peristiwa. Reporter melakukan hal ini
biasanya karena untuk menambah fakta dan data setelah mengamati langsung atau
reporter tidak dapat mengamati langsung suatu peristiwa.
3. Menelusuri berbagai laporan, dokumen, bahan
referensi lainnya, termasuk kliping koran, film dan rekaman dari perpustakaan
stasiun penyiaran,pertemuan,rekaman tape,pengadilan,polisi, catatan legislatif,
anggaran, dan catatan pajak.
I.
Menulis
Naskah untuk House Journal
Menulis naskah
untuk media masa, termasuk cetak itu bergantung kepada bentuk naskah yang
hendak di tulis. Secara garis besar bentuk-bentuk naskah surat kabar, majalah
dan media masa cetak lainnya (termasuk house journal) adalah bentuk berita,
feature/tuturan/karangan khas, newsfeature, dan artikel
Berita (news) adalah laporan tentang
fakta atau ide yang termasak, yang di pilh oleh staf redaksi atau media
penerbitan untuk disiarkan,yang dapat menarik perhatian pembaca. Hal itu bisa
saja karena ia luar biasa, karena pentingnya atau akibatnya, atau juga karena
ia mencangkup segi-segi human interenst, seperti humor, emosi, dan ketegangan.
Menurut Patmono,alasan
penulisan seperti itu untuk memudahkan penyunting atau pembuangan informasi
yang tidak penting, karena keterbatasan kolom yang tersedia di surat kabar atau
majalah. Cara menuliskan berita dimulai dengan penulisan lead atau teras
berita. Teras berita ini merupakan bagian terpenting dari seluruh berita.
Karena itu ia memuat unsur 5W+1H. Kelima W itu ialah What (apa), Who (siapa),
Where (dimana), When (kapan), dan Why (mengapa), sedangkan 1H berarti How
(bagaimana). Unsur apa dari keenam yang akan ditonjolkan dalam berita
bergantung dari faktanya.
Dalam teknik menulis berita, jika teras
berita telah dapat dirumuskan umumnya tubuh berita hanya tinggal meneruskan.
Mengingat teknik menulis berita erat pula hubungannya dengan bahasa
jurnalistik, gaya dan teknik menulis berita harus berpegang pada: (1) laporan
berita haruslah bersifat menyeluruh; (2) ketertiban dan keteraturan mengikuti
gaya menulis berita; (3) tepat di dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa; (4)
ekonomi kata harus diterapkan; (5) gaya penulisan haruslah hidup, punya makna,
warna dan imajinasi.
Lebih
jauh, Assegaff menyebutkan fungsi artikel dalam bentuk tajuk rencana
(editorial) adalah:
1. Menjelaskan latar belakang. Dalam fungsi
pertama ini tajuk rencana berfungsi untuk memberikan kaitan suatu berita dengan
kenyataan-kenyataan sosial lainnya.
2. Mengisi latar belakang. Dalam fungsi
kedua ini tajuk rencana berfungsi untuk memberikan kaitan sesuatu berita dengan
kenyataan-kenyataan sosial lainnya.
3. Meramalkan masa depan. Dalam fungsi
ketiga ini, si penulis tajuk rencana menjadi futuris dengan analisis mencoba
memberikan ramalan apa yang akan terjadi dan karena itu kita dapat berjaga-jaga
atau memanfaatkan sesuatu di masa depan.
4. Meneruskan suatu penilaian moral. Dalam fungsi yang
keempat ini, seorang penulis tajuk rencana memberikan penilaian dan sikapnya
atas suatu kejadian.
.
J.
Bagian desain House Journal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Kulit
(kover), adalah wajah yang mampu menarik perhatian,dan membangkitkan keingin
tahuan calon pembaca. Kulit muka adalahetalase yang harus mampu menggiring minat
para pelihat untuk masuk kehalaman-halaman isi di dalam. Kulit muka adalah juga
cermin kepribadian media yang paling dulu ditangkap orang. Oleh karena itu,
rancangan kulit harus istimewa dan khas. Rancangan kulit muka meliputi empat
unsur: (a) format dasar (bentuk ukuran); (b) logo (harus kena dengan karakter,
indah dan khas, deserta tulisan tanggal); (c) ilustrasi (gambar/foto/tulisan
khas); (d) judul-judul penunjuk isi (dari yang pertama sampai ukuran yang
menarik).
2.
Daftar isi halaman isi dapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan tempatnya (tidak tersembunyi).
3. Tulisan
utama halaman ini harus dirancang secara efektif, menarik dari nomor edisi ke
nomor edisi lainnya.
4. Halaman
santai diperlukan untuk “bernafas” , sering kali justru halaman yang sering
kali dicari oleh pembaca.
5. Halaman
tengah satu-satunya bagian yang tidak terputus, dapat dimanfaatkan untuk
perupaan yang unik menarik.
K. Penyunting Naskah House Journal
Menyunting
(editing) adalah suatu tanggung jawab
yang dipukul bersama oleh banyak orang di surat kabar (termasuk house journal
pen). Penyuntingan mulai seorang reporter memperbaiki tulisannyan sebelum dia
menyerahkannya. Penyuntingan selesai
ketika kesalahan terahir sudah diperbaiki bedb erapa saat ketika edisi koran
naik cetak- bahkah setelah itu kalau (batas waktu) memungkinkan. Di antara
kedua saat itu para subeditor (redaktur
pembantu) menggunakan keterampilan mereka. Seberapa pandai mereka menaikan
peran itu menentukan perbedaan antara tulisan yang yang sangat baik dibaca,
bahkan mungkin mengasikan, dan yang sedang-sedang saja.
Tugas
redaktur adalah menciptakan atau menulis judul. Fungsi judul yang baik adalah :
1. Menarik
perhatian pembaca.
2.
Menyimpulkan isi berita.
3. Menjadi petunjuk pembaca mengenai isi halaman.
4.
Menulis mood berita.
5.
Membantu menentukan nada surat kabar.
6.
Memberi keringanan pada tipografi.
Judul
juga berfungsi antara lain:
1.
Bersaing satu sama lain untuk menarik pembaca keberita-berita mereka. Berita
yang baik bisa saja terlewatkan karena judulnya menarik perhatian pembaca.
2.
Menyediakan bahan bagi paket pameran yang menarik.
3.
Memberi ciri khas dan stabilitas kepada koran.
4.
Menjual koran, terutama kepada edisi-edisi yang di pajang di kios-kios surat
kabar.
L. Proses
Pencetakan House Journal
Dalam
menerbitkan house journal,bisa dalam bentuk elektronik yaitu dengan menggunakan
kaset audio,kaset fidio, dan komputer. Bisa juga dalam bentuk cetakan.
Dalam
kondisi cetak, proses cetak berarti usaha untuk mempromosikan atau menyalin
dengan menggunakan suatu alat-alat media atau secara semu dikatakan mencetak.
Dewasa
ini ada beberapa model pencetakan yang di kenal, antara lain sebagai berikut:
1. Cetak
offset
Pada dasarnya cetak offset
berdasarkan pada proses kimiawi seperti ritografi (saling tolak antar lemak dan
air). Penemu cetak offset adalah Schnefelder
Cetak offset
(termasuk cetak datar) menggunakan plat-plat logam. Plat cetak di pasang di
sekeliling silinder yang memberrikan prinsip rotasi dan kecepatan atau lebih
tinggi, di mana bagian yang mencetak dan bagaimana yang di cetak tingginya
sama, dengan prinsip bahwa lemak dan air sangat menolak di mana bagian yang
menarik tinta mampu menolak tinta cetaknya datar dalam suatu bidang. Proses
cetak ini disebut proses cetak tidak langsung.
Sesuai
dengan perbedaan penggunaannya,mesin cetak offset di bagi kedalam tujuh
kelompok yaitu:
1.Duplikator untuk kantor.
2. Mesing cetak offset kecil.
3. Mesin cetak ukuran medium.
4. Mesin cetak ukuran besar.
5. Mesin cetak
multiwarna.
6. Mesin cetak perfektor
(warna tunggal dan multiwarna).
7. Mesin cetak offset
rotasi (satu warna dan multiwarna).
2. Letterpress (cetak
tinggi)
Pada
proses cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar lebih tinggi dari pada
yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi.
Tulisan dan gambar kemudian di pindahkan langsung ke atas kertas atau bahan
kertas lainnya dengan tekanan yang kuat.
3. Gravure
Prinsip
cetak gravure yaitu semua bagian pecetakan dietsa atau dipahat pada plat
tembaga/baja. Setelah itu di beri tinta cetak yang masuk ke bagian yang dalam.
Kemudian plat tersebut dibersihkan dengan semacam pisau (doctor-blade),
tintanya tinggal di bagian yang dalam (yang lekuk) dan akan dipindahkan ke atas
kertas ketika dilakukan pencetakan.
4. Screen printing
Proses cetak ini dipakai terutama
jika ketiga proses terdahulu tidak bisa terpakai, karena acuan cetaknya tidak
tinggi, tidak datar, dan tidak juga dalam. Tetapi pencetakan digunakan dengan
menggunakan selembar saring (stensil).
5. Photogelatin atau collotype
Cetak
collotype adalah suatu proses foto mekanis yang dipakai untuk memproduksi
foto-foto dan lukisan-lukisan. Sistem cetak ini adalah satu-satunya proses
cetak yang tidak menggunakan nada lengkap yang sesungguhnya sehingga dengan
demikian diperoleh mutu reproduksi yang jauh tinggi mutunya bila dibandingkan
dengan proses cetak lainnya.
6. Flexography
Merupakan
proses cetak tinggi, perbedaannya terletak pada tinta yang digunakan adalah
tinta anilin yaitu aliran dan tidak membutuhkan distribusi.
Semua mesin anilin adalah
mesin-mesin bersilinder dan mempergunakan penyalur kertas. Acuan cetaknya
berupa blok-blok karet yang dibungkuskan pada silinder. Silinder cetak ini berputar
mengenai silinder penekan. Di antara kedua silinder itu kertas yang akan
dicetak ddilintaskan.
7. Letterset/dry offset
Proses
cetak ini merupakan kombinasi antara dua proses dasar cetak dimana piringan
mesin cetak (dangkal) menyimpan gambar pada silinder kain dan pencetakan
terjadi dari kain. Proses ini dalam pelaksanaannya tanpa menggunakan air dan di
sini terjadi pencetakan tidak langsung.
8. Thermography
Dalam
pelaksanaannya proses cetak ini menggunakan metode kombinasi, yaitu dimulai
dengan mencetak melalui model offset atau letterpress, dengan menggunakan tinta
khusus (non drying inks) dan menambahkan bubuk di sekitar gambar.
9. Elextrostatic printing
Xerography
merupakan salah satu sistem cetak kering yang didasari prinsip elextrostatic.
Prinsip ini peertama kali di perkenalkan pada tahun 1948 yaitu Xerography.
Meskipun penerapan secara komersil berkembang cepat, namun sebagian besar untuk
mesin fotokopi kantor proses ini menggambarkan suatu perubahan konsep dari yang
sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
House
Journal adalah salah satu bentuk media komunikasi public relations yang paling
tua. House journal ini tergolong pada private publications (penerbitan untuk
kalangan sendiri) yang dibedakan comercial press (media massa yang dijual untuk
umum). Di Indonesia pada masa Orde baru untuk menerbitkan house journal harus
mendapatkan izin dari depertemen. Ada juga turunan dari house journal adalah:
bentuk-bentuk house journal, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pembuatan house journal,publik relations memerlukan media house journal,
proposal penerbitan house journal, manajemen penerbitan house journal,
pembagian bidang redaksi house journal, perencanaan isi dan rubrikasi,
pengumpulan informasi untuk house journal, menulis naskah untuk house journal,
desain house journal, penyuntingan naskah house journal, proses pencetakan
house journal.
DAFTAR PUSTAKA