Sabtu, 02 Juli 2016



Bab I
v  Pendahuluan
Di antara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan berbicara. Retorika sebagai “ilmu bicara” sebenarnya diperlukan setiap orang. Bagi ahli komunikasi atau komunikator retorika adalah condition sine que non.

v  Sejarah Perkembangan Retorika
Uraian sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Kira-kira tahun 465 SM, rakyat melancarkan revolusi. Dictator ditumbangkan dan demokrasi ditegakkan. Pemerintah mengembalikan lagi tanah rakyat kepada pemiliknya yang sah.
Masih di Pulau Sicilia, tetapi di Agrigentum hidup Empedocles, filosof, mistikus, politisi, dan sekaligus orator. Tahun 427 Sm Gorgias dikirim sebagai duta ke Athena. Di sana bersama Protagoras dan kawan-kawan, Georgias berpindah dari satu kota ke kota yang lain. Mereka adalah “dosen-dosen terbang”. Protagoras mnyebut kelompoknya sophistai, “guru kebijaksanaan”. Sejarahwan menyebut mereka kelompok sophis. Mereka berjasa mengembangkan dan mempopulerkan retorika, berkat mereka abad keempat sebelum Masehi adalah abad retorika. Muncul beberapa tokoh retorika seperti Demosthenes, Isocrates, Plato, Aritotes,d an lain-lain.

v  Retorika Zaman Romawi
Orang-orang Romawi selama dua ratus tahun setelah De Arte Rhetorica tidak menambahkan apa-apa yang berarti bagi perkembangan retorika. Orang-orang Romawi bahkan hanya mengambil segi-segi praktisnya saja. Walaupun begitu, kekaisaran Romawi bukan saja subur dengan sekolah-sekolah retorika; tetapi juga karya dengan orator-orator ulung: Antonius, Crassus, Rufus, Hortensiu

v  Retorika Abad Pertengahan
Abad pertengahan sering disebut abad kegelapan untuk retorika. Ketiga agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah. Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban baru. Seorang Nabi menyampaikan firman Tuhan, “Berikanlah mereka nasihat dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa mereka”(Alquran 4:63). Ia seorang pembicara yang fasih -  dengan kata-kata singkat yang mengandung makna padat. Ia sangat memperhantikan dan menyesuaikan pesannya dengan keadaan orang yang dihadapinya. Khotbah-khotbah tersebut dikumpulkan dan dinamai ilmu Balaghah. Sayang, karena kurangnya studi dengan kontribusi Balaghah pada retorika modern, kini ilmu tersebut bersembunyi di pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional.

v  Retorika Modern
Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di Eropa, selama periode panjang itu, warisan peradaban Yunan diabaikan. Pertemuan orang Eropa dengan Islam dalam perang salib menimbulkan  Renaissance.Yang membangun jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah Roger Bacon (1214-219).
Aliran pertama retorika dalam masa modern, yang menekan proses psikologis, dikenal sebagau aliran epistemologis yang membahas “teori pengetahuan”. Aliran kedua dikenal sebagai gerakan belles letters yang mengutamakan keindahan. Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis yang menekankan teknik penyampaian pidato. Adapun tokoh-tokoh retorika mutakhir: James A Winans, Charles Henry Woolbert, William Noorwood Brigance, Allan H.Monroe dan lain-lain.













Bab II
Ø Tahap Persiapan Pidato
v  Jenis-Jenis Pidato
  1. Impromptu adalah jenis pidato dimana kita diminta untuk berpidato secara mendadak.
  2. Manuskrip adalah jenis pidato dengan naskah. Dengan cara membaca naskah dari awal hingga akhir.
  3. Memoriter adalah pidato yang harus mengingat kata demi kata dari pesan pidato yang sudah ditulis sebelumnya.
  4. Ekstempore adalah jenis pidato yang sudah melakukan persiapan berupa out-line dan pokok-pokok penunjang sebagai pedoman untuk mengatur gagasan dalam pikiran kita.

Ø Memilih Topik dan Tujuan
v  Sumber-sumber Topik
Menurut Prof Wayne N.Thompson:
  1. Pengalaman pribadi,
  2. Hobby dan keterampilan,
  3. Pengalaman pekerjaan atau profesi,
  4. Pelajaran sekolah atau kuliah,
  5. Pendapat pribadi,
  6. Peristiwa hangat dan pembicaraan public,
  7. Minat khalayak.

v  Kriteria Topik yang Baik
  1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda.
  2. Topik harus menarik minat pendengar.
  3. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
  4. Topik harus terang ruang-lingkup dan pembatasannya.
  5. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
  6. Topik harus dapat dijunjung dengan bahan yang lain.
v  Merumuskan Judul
Judul yang baik haruslah memenuhi tiga syarat: Relevan, ada hubungannya dengan pokok bahasan; Provokatif, menimbulkan antusiasme pendengar; Singkat, mudah ditangkap maksudnya.

v  Menentukan Tujuan
Ada dua macam tujuan: (1) Tujuan umum yang biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan, memperngaruhi, dan menghibur. (2) Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum, bersifat konkret dan sebaiknya dapat dibuktikan segera.

v  Mengembangkan Bahasan
Keterangan penunjuang dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesal dan mempermudah pengertian. Teknik pengembangan bahasan menurut A.R. Sjahab:
  1. Penjelasan melalui penyertaan keterangan penunjang lainnya.
  2. Contoh agar dapat mengkonkretkan gagasan, sehingga mudah dipahami.
  3. Analogi ialah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukan persamaan atau perbedaanya.
  4. Testimoni ialah pertanyaan ahli yang kita kutip untuk menunjang pembicaraan kita.
  5. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan kuat dan jelas.
  6. Perulangan agar dapat menimbulkan kesan kuat.








Bab III
Ø  Tahap Penyusunan Pidato
v Prinsip-Prinsip Komposisi Pidato
·            Kesatuan (unity). Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh. Ini meliputi isi, tujuan, dan sifat (mood).
·            Pertautan (coherence) menunjukan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain, sehingga perpindahan dari pokok satu ke pokok lain berjalan lancer.
·            Titik Berat (emphasis) menunjukan pada bagian-bagian penting yang patut diperhatikan.

v Menyusun Pesan Pidato
Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia.
Organisasi Pesan
Ø  Urutan Deduktif (pokok-penjelas)
Ø  Urutan Induktif (penjelas-pokok)
Ø  Urutan Kronologis (waktu)
Ø  Urutan Logis (sebab-akibat atau akibat-sebab)
Ø  Urutan Spasial (tempat)
Ø  Urutan Topikal (klasifikasi)

Pengaturan Pesan
Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kita masih perlu menyesuaikan organisasi ini dengan cara berpikir khalayak. Raymond S.Ross menganjurkan sistem penyusunan pesan: perhatian, kebutuhan, rencana, keberatan, penegasan kembali dan tindakan.




v Membuat Garis-Garis Besar Pidato
Ciri-ciri Garis Besar yang Baik
1)      Garis besar terdiri dari tiga bagian: pengantar, isi, dan penutup.
2)      Lambang yang dipergunakan untuk menunjukkan bagian tidak boleh membinggungkan.
3)      Pikiran pokok dan penunjang dibedakan dengan penulisan yang menjorok kedalam.

Macam-macam Garis Besar
Menurut Alan H. Monroe:
· Garis besar lengkap (fillcontent outline) diperlukan dalam proses pengembangan
pidato dan digunakan pembicara yang bukan ahli dalam penyajiannya.
· Garis besar singkat (key-word outline) diperlukan hanya sebagai pedoman atau pengingat saja.
· Garis besar alur teknis (outline of technical plot)  dapat ditulis sejajar dengan garis besar lengkap diletakkan pada kertas lain.

v Memilih Kata-Kata
Glenn R. Capp dan Richard Capp, Jr. merumuskan ketentuan-ketentuan retorika: Bahasa lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas-tidak ambigu, tepat-kata yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi, dan menarik-merebut perhatian.

v Cara Membuka Pidato
Yang pertama kali harus Anda lakukan dalam tahap ini ialah mengesankan agar pendengar siap untuk memperhatikan Anda, bisa melalui cara-cara berikut:
1)      Langsung menyebut pokok persoalan
2)      Melukiskan latar-belakang masalah
3)      Menghubungkan dengan situasi saat itu
4)      Menghubungkan dengan kejadian sejarah
5)      Memulai dengan penyataan yang mengejutkan
6)      Menyatakan kutipan
7)      Membuat humor.
v Cara Menutup Pidato
1)      Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicara
2)      Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda
3)      Mendorong khalayak untuk bertindak
4)      Mengakhiri dengan klimaks
5)      Mengatakan kutipan
6)      Menceritakan berupa ilustrasi
7)      Membuat pernyataan yang lucu.






















Bab IV
Tahap penyampaian Pidato
Membangun Kepercayaan Diri dan Kredibilitas
Kecemasan Berkomunikasi: Diagnosis
Ini adalah gejala yang anda alami bila harus bekerja di bawah pengawasan orang lain. Perilaku itu disebut sindrom mekanisme penyesuaian (general adaptation syndromes). Sebab-sebab Kecemasan Komunikasi:
  1. Tidak tahu apa yang harus dilakukan.
  2. Orang penderita KK karena tahu dia akan dinilai.
  3. Berhadapan dengan siatuasi asing dan ia tidak siap.
Metode Mengendalikan KK:
1.    Metode jangka panjang yakni, secara beransur-ansur pengendalian KK.
2.    Metode jangka pendek yakni, harus segera mengendalikan KK saat menyampaikan pidato.
Komponen-komponen Kredibilitas
  1. Otoritas artinya memiliki keahlian yang diakui.
  2. Goog sense, gagasan yang dipandang objektif.
  3. Good character memiliki akhlak yang baik.
  4. Good will, berbicara untuk kepentingan mereka.
  5. Dinamisme, ekspresi fisikal dari komitmen psikologis anda terhadap topic.
Dan untuk membangun Kredibilitas bisa kita lakukan dengan meminta bantuan orang lain aiau merekayasa perilaku sesuai citra yang diinginkan.

Prinsip-Prinsip Penyampaian Pidato
§   Kontak artinya kita harus menjalin hubungan dengan pendengar.
§   Karakteristik Olah Vokal, cara kita mengelurkan suara memberikan makna tambahan atau bahkan membelokkan makna kata, ungkapan, atau kalimat.
§   Olah Visul, bagaimana kita mengekspresikan apa yang kita pikirkan atau ucapkan melalui mimik wajah ataupun gerakan fisik.

Bab V
Pidato Informatif
Pidato informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak diharapkan mengetahui, mengerti, dan menerima informasi itu. Pidato informatif harus jelas, logis, dan sistematis.
Isi Pesan
1.      Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak
2.      Jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur
3.      Atur kecepatan menyajikan informasi
4.      Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan
5.      Gunakan data kongkret – jaringan abstrak
6.      Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui
7.      Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

Organisasi Pesan
Penyusunan Pesan Menurut Monroe
Dalam teori Monroe, pidato informatif hanya mampu mempunyai tiga tahap: perhatian, kebutuhan, dan pemuasan.
Ø  Pada tahap perhatian, anda harus menarik perhatian pendengar.
Ø  Pada tahap kebutuhan anda menjelaskan mengapa informasi yang akan anda sampaikan itu penting bagi khalayak. Bagi khalayak yang baru pertama kali mendengar topik, lakukanlah empat cara: pernyataan; ilustrasi; peneguhan; penunjukkan.
Ø  Pada tahap pemuasan anda menyampaikan informasi itu sendiri. Tahap ini sebaiknya dibagi ke dalam tiga bagian: ikhtisar pendahuluan; informasi terinci; ikhtisar akhir.

Teknik Pengembangan Bahasan
Ada dua faktor penting: faktor informatif dan faktor penarik perhatian. Dengan kata lain, pesan yang disajikan harus kaya informasi dan menarik perhatian.
Teknik Pengembangan Bahasan dalam Pengantar
1.      Menarik perhatian
2.      Mengumumkan topik
3.      Menegaskan relevansi
4.      Membangun kredibilitas
5.      Menyusun pesan




























Bab VI
Pidato Persuasif
Teknik-Teknik Persuasi
Tidak ada teknik persuasi yang berlaku di mana saja, kapan saja, dan untuk apa saja. Waktu, situasi, dan khalayak sangat menentukan pemilihan teknik persuasi. Misalny saat khalayak tak sadar, khalayak yang apatis, khalayak yang tertarik tapi ragu, atau khalayak yang bermusuhan, tentu di situasi yang berbeda seperti di atas kita tidak mungkin memilih teknik yang sama.
Menetapkan Daya Tarik Motif
Persuasi adalah proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologi sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. Motif adalah kondisi intern yang mengatur dan menggalakkan tingkah laku menuju arah tertentu. Daya tarik yang dapat menimbulkan kondisi intern memanipulasikan daya tarik ini untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor yang menentukan kepribadian manusia ( personality diterminant ): Motif Biologi dan Motif Psikologi yang terdiri dari motif Organisme, motif Sosial, dan motif Transdental.

Menggunakan Daya Tarik Motif
Untuk menggunakan daya tarik motif ini dalam pidato, hal-hal berikut harus diperhatikan. Tidak ada daya tariff motif yang paling baik. Semuanya baik, asalkan sesuai dengan situasi dan khalayak yang menghadapi. Dari sejumlah motif itu, ambillah motif utamanya saja. Motif lain hanya dipergunakan sebagai penunjang.

Unsur Emosi sebagai Intensifikasi Daya Tarik Motif
Menurut Emil Dofivat, ada tujuh penggerak emosi:
1.    Emosi,
2.    Rasa belas,
3.    Unsur seks,
4.    Hasrat menonjol,
5.    Dasar kesusilaan,
6.    Dorongan penglepasan etis.
Faktor Penentu Kepribadian (Personality Determinants)
Dalam hubungannya dengan retorika, teori Kluckhondan Murray. Mereka menyeburkan empat macam penentu kepribadian: constitution (struktur jasmani), group membership (keanggotaan kelompok), role (peranan), dan situation (situasi).

Pencitraan (Imagery)
Penggunaan bahasa untuk menggambarkan stimuli disebut imagery (pencitraan). Anda dapat bercerita begitu rupa, sehingga para pendengar seakan-akan ikut melihat (visual imagery), mencium (olfactory imagery), menyentuh, menggerakkan otot (kinesthetic iamgery), atau merasakan mual di dalam tubuh mereke (organic imagery).

Isi Pesan Persuasif
Wayne N. Thompson dalam Fundamental of Communication, kita akan menunjukkan “bahan-bahan” yang tepat untuk pidato persuasif dengan memperhatikan tujuannya:
1.      Menarik perhatian,
2.      Meyakinkan,
3.      Menyentuh atau menggerakkan.

Organisasi Pesan Persuasif
Semua pola itu dapat dipergunakan untuk pidato persuasif; bergantung pada topik yang anda bicarakan.
Ø  Pola pemecahan masalah
Ø  Pola sebab akibat
Ø  Pola pro-kontra
Ø  Pola urutan bermotif






Bab VII
Pidato Rekreatif
Karakteristik Pidato Rekreatif
Tujuan anda hanyalah menggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana, atau sekedar memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu. Anda dapat menceritakan pengalaman yang luar biasa, aneh tapi nyata, aneh tetapi tidak nyata. Selama anda menyampaiakan hal-hal yang manrik perhatian pendengar, mengendurkan saraf mereka, atau membuat mereka santai. Anda sedang menyampaikan pidato persuasif.
  1. Gembirakan diri anda dahulu,
  2. Hindari rangakaian gagasan yang sulit,
  3. Gunakan gaya bercerita (naratif),
  4. Berbicaralah singkat.

Teori-Teori Humor
Dikalangan para filsufur dikenal tiga teori humor:
Ø  Teori superiorotas dan degradasi. Kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang janggal, atau kekeliruan.
Ø  Teori bisosiasi. Humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak diduga.
Ø  Teori pelepasan inhibisi. Kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman-pengalaman yang tidak enak atau keinginan-keinginan yang tidak bisa kita wujudkan.

Teknik–Teknik Humor
Dari teori pertama:
  1. Exaggeration berarti melebihkan sesuatu secara tidak proposional.
  2. Parody adalah sejenis komposisi di mana gaya suatu karya yang serius ditiru dengan maksud melucu.
  3. Ironi adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya.
  4. Burlesque adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal yang seenaknya secara serius atau sebaliknya.
  5. Perilaku aneh para tokoh
  6. Perilaku orang aneh.
Teori kedua:
  1. Belokan mendadak dimana khalayak meyakini bahwa anda akan berbicara biasa: kemudian katakanlah sebaliknya.
  2. Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda.

Organisasi Pesan
Ø    Teknik satu pokok
Ø  Urutan bermotif burlesque


















Bab III
ANALISIS DAN KOMENTAR

Menurut penulis buku ini cukup bagus karena di dalamnya terdapat penjelasan dan pemecahan masalah untuk bisa berbicara dengan orang lain, baik secara individual maupun di depan publik. Agar apa yang kita utarakan di dengar dan menjadi manfaat bagi orang lain.
Selain itu buku ini juga cukup lengkap dengan beberapa contoh untuk mempermudah pembaca memahaminya. Bahasa yang dipergunakan pun cukup mudah dipahami untuk di kalangan mahasiswa.
Namun ukuran penulisan yang terlalu kecil dan rapat menjadi kendala awal untuk membacanya. Tapi diluar konteks penampilannya buku ini sangat pantas dibaca agar kita dapat dengan percaya diri dan luwes berbicara dengan orang lain

0 komentar:

Posting Komentar

kursor

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Text

NUR SODIK © 2013 Published By Gooyaabi Templates Supported by Best Blogger Templates and Premium Blog Templates - Web Design